Reglow Clinic

7 Penyebab Utama Peradangan dan Inflamasi Kulit yang Wajib Anda Ketahui

Dipublikasikan pada: 13 Aug 2025

Gambar artikel

7 Penyebab Utama Peradangan dan Inflamasi Kulit yang Wajib Anda Ketahui

Peradangan kulit adalah kondisi umum yang dapat dialami siapa saja, ditandai dengan gejala seperti kemerahan, gatal, nyeri, bengkak, atau bahkan lepuhan. Peradangan ini merupakan respons alami tubuh terhadap rangsangan berbahaya, baik dari luar maupun dalam tubuh. Namun, jika tidak ditangani dengan tepat, peradangan kulit bisa semakin parah dan mengganggu kualitas hidup. Nah, agar Anda lebih waspada dan dapat mencegah atau menangani kondisi ini dengan benar, mari kenali 7 penyebab utama peradangan dan inflamasi kulit berikut ini.

1. Infeksi

Infeksi kulit adalah salah satu penyebab paling umum terjadinya peradangan. Infeksi ini bisa disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, termasuk bakteri, virus, jamur, dan parasit. Bakteri seperti Staphylococcus aureus dan Streptococcus dapat menyebabkan kondisi seperti bisul, selulitis, hingga impetigo. Bahkan studi berjudul Host immune responses to the itch mite, Sarcoptes scabiei, in humans menyebutkan Selain S. aureus, beberapa patogen lain juga mampu merusak kulit. Misalnya parasit Sarcoptes scabiei (penyebab scabies), yang memicu peradangan dan alergi.

Virus, seperti herpes simplex, varicella zoster (penyebab cacar air dan herpes zoster), dan HPV, juga kerap memicu ruam dan peradangan. Selain itu, jamur dapat menyebabkan infeksi kulit di area lembap seperti lipatan tubuh (misalnya kurap), sementara parasit seperti scabies (kudis) dapat memicu iritasi parah dan rasa gatal intens. Infeksi kulit biasanya lebih mudah terjadi pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita diabetes, HIV, atau lansia. 

Mekanismenya, mikroorganisme ini masuk ke dalam kulit melalui luka terbuka, gesekan, atau pori-pori tersumbat, kemudian memicu respons imun yang menyebabkan peradangan. Untuk menanganinya, penting menjaga kebersihan kulit, segera membersihkan luka dengan antiseptik, serta menggunakan salep atau obat sesuai anjuran dokter. Bila infeksi berat disertai nanah, demam, atau ruam menyebar, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih intensif.

2. Gangguan Sistem Kekebalan (Autoimun)

Penyakit autoimun adalah kondisi di mana sistem imun tubuh keliru mengenali jaringan tubuh sendiri sebagai ancaman dan menyerangnya. Jika yang diserang adalah kulit, maka akan timbul peradangan kronis yang sulit disembuhkan. Beberapa contoh kondisi autoimun yang menyerang kulit meliputi psoriasis, lupus, dan dermatitis herpetiformis yang berkaitan dengan celiac disease. 

Psoriasis ditandai dengan bercak tebal kemerahan dan bersisik, umumnya muncul di siku, lutut, dan kulit kepala. Lupus dapat menimbulkan ruam berbentuk kupu-kupu di wajah, yang kerap memburuk saat terkena sinar matahari. Sementara pada celiac disease, konsumsi gluten dapat memicu reaksi kulit berupa lepuhan dan rasa gatal. Kondisi ini biasanya dialami oleh individu dengan riwayat keluarga autoimun, wanita usia produktif, atau orang yang mengalami stres kronis. 

Peradangan terjadi karena sistem imun menghasilkan zat-zat inflamasi yang terus-menerus merusak jaringan kulit. Penanganannya meliputi penggunaan obat antiinflamasi, kortikosteroid, atau imunosupresan sesuai resep dokter, serta penghindaran pemicu seperti stres, sinar UV, dan makanan tertentu. Perawatan kulit yang lembut dan hidrasi optimal juga penting untuk membantu memperbaiki skin barrier.

3. Reaksi Alergi

Reaksi alergi adalah penyebab lain yang cukup sering menimbulkan peradangan kulit. Kondisi ini terjadi saat tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat yang seharusnya tidak berbahaya, seperti makanan, obat-obatan, deterjen, parfum, lateks, atau tanaman tertentu. Akibat reaksi alergi, tubuh melepaskan histamin yang menyebabkan gejala peradangan seperti ruam merah, bentol, gatal hebat, hingga pembengkakan. 

Tipe reaksi yang umum meliputi dermatitis kontak iritan, akibat kontak langsung dengan zat kimia kasar (contoh: sabun keras, cairan pembersih), dan dermatitis kontak alergi, akibat paparan alergen spesifik seperti nikel dalam perhiasan atau lateks. Orang dengan riwayat alergi atau kulit sensitif lebih berisiko mengalami kondisi ini. Peradangan muncul karena sistem imun menganggap alergen sebagai ancaman dan memicu respons inflamasi berlebihan. Penanganannya mencakup identifikasi dan penghindaran alergen, penggunaan antihistamin untuk meredakan gejala, serta aplikasi krim kortikosteroid untuk mengurangi peradangan. Jika reaksi sangat berat (anafilaksis), tindakan medis segera sangat diperlukan.

4. Paparan Sinar Matahari Berlebih

Release of cytokines/chemokines and cell death in UVB-irradiated human keratinocytes, HaCaT menyebutkan Paparan sinar ultraviolet (UV) secara berlebihan dapat merusak sel-sel kulit dan memicu peradangan yang kita kenal sebagai sunburn. Paparan UV memicu kerusakan DNA sel kulit, sehingga memicu respons inflamasi sebagai upaya tubuh memperbaiki jaringan yang rusak. Kulit menjadi merah, panas, kering, mengelupas, dan pada kasus berat dapat timbul lepuhan berisi cairan. Semua orang berisiko mengalami sunburn, terutama mereka yang sering beraktivitas di luar ruangan tanpa perlindungan memadai. Kulit berwarna terang cenderung lebih rentan. 

Jika tidak dicegah, sunburn berulang dapat mempercepat penuaan kulit dan meningkatkan risiko kanker kulit di kemudian hari. Penanganannya meliputi pendinginan kulit dengan kompres dingin, penggunaan pelembap berbahan alami seperti lidah buaya, serta konsumsi cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi. Yang tak kalah penting, gunakan sunscreen minimal SPF 30 secara rutin dan kenakan pakaian pelindung saat beraktivitas di bawah sinar matahari.

5. Biang Keringat (Miliaria)

Biang keringat atau miliaria adalah peradangan kulit yang terjadi akibat tersumbatnya saluran keringat, sehingga keringat terperangkap di bawah kulit. Kondisi ini menyebabkan munculnya ruam merah kecil yang terasa gatal atau perih. Biang keringat umumnya dialami oleh bayi dan anak-anak, namun orang dewasa juga bisa terkena, terutama saat cuaca panas dan lembap atau setelah berolahraga berat. Proses peradangannya terjadi ketika pori-pori tersumbat, menyebabkan tekanan dan iritasi lokal di sekitar saluran keringat. 

Ramadhan Glowing

Diskon hingga 50% untuk rayakan momen kemenangan dengan kulit cerah, sehat, dan glowing maksimal!

Reservasi sekarang
Ramadhan Glowing

Meski tidak berbahaya, kondisi ini bisa sangat mengganggu. Penanganannya meliputi menjaga kulit tetap sejuk dan kering, mandi air dingin, mengenakan pakaian longgar berbahan katun, dan menghindari penggunaan krim berat yang dapat memperburuk sumbatan pori-pori.

6. Iritasi Lingkungan & Kimia (Dermatitis Kontak)

Peradangan kulit akibat kontak dengan zat iritan atau alergen disebut dermatitis kontak. Dermatitis ini terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi. Dermatitis kontak iritan terjadi akibat paparan langsung dengan bahan kimia atau fisik yang merusak lapisan pelindung kulit, seperti deterjen, alkohol, atau polutan udara. Sementara dermatitis kontak alergi terjadi saat kulit bereaksi terhadap alergen spesifik, seperti lateks atau zat dalam kosmetik. Siapa saja dapat mengalami kondisi ini, terutama mereka yang bekerja di lingkungan yang sering bersentuhan dengan bahan kimia, seperti tenaga medis, petugas kebersihan, atau pekerja industri. 

Mekanisme peradangan terjadi akibat pelepasan zat-zat inflamasi yang merusak sel-sel kulit. Penanganannya meliputi penghindaran kontak dengan bahan pemicu, penggunaan sarung tangan pelindung, serta pengaplikasian pelembap untuk memperkuat skin barrier. Jika peradangan parah, dokter dapat meresepkan krim kortikosteroid atau obat antiinflamasi.

7. Faktor Risiko Tambahan

Selain penyebab langsung di atas, terdapat sejumlah faktor risiko tambahan yang dapat memperbesar kemungkinan terjadinya peradangan kulit. Kulit kering merupakan salah satu faktor utama karena lapisan pelindung kulit yang rusak memudahkan iritasi. Stres kronis juga memicu pelepasan hormon yang memperparah kondisi kulit seperti psoriasis atau eksim. Obesitas meningkatkan produksi sitokin proinflamasi dari jaringan lemak, yang dapat memicu atau memperburuk peradangan kulit. Selain itu, imunitas yang lemah akibat penyakit kronis atau pengobatan tertentu membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi kulit. Faktor genetik juga berperan, di mana individu dengan riwayat keluarga psoriasis, eksim, atau vitiligo memiliki risiko lebih tinggi. Terakhir, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol mempercepat penuaan kulit dan memicu stres oksidatif yang merusak jaringan kulit. 

Untuk mengurangi risiko ini, penting menjaga kelembapan kulit dengan pelembap yang sesuai, mengelola stres dengan baik, menerapkan pola hidup sehat (diet seimbang, olahraga), berhenti merokok, serta membatasi konsumsi alkohol.

Gejala Umum yang Harus Diwaspadai

Apapun penyebabnya, tanda-tanda umum inflamasi meliputi:

  • Kulit kemerahan, bengkak, terasa panas
     
  • Gatal intens, nyeri, atau sensasi terbakar
     
  • Kulit kering, bersisik, mengelupas
     
  • Terkadang muncul nanah, lepuhan, atau pembengkakan
     
  • Bila menyebar, disertai demam, atau ruam luas → segera periksakan ke dokter
     

Peradangan dan inflamasi kulit memang dapat dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari infeksi, autoimun, reaksi alergi, hingga paparan sinar matahari berlebih atau iritasi lingkungan. Selain itu, faktor risiko tambahan seperti kulit kering, stres, obesitas, atau imunitas yang lemah juga bisa memperburuk kondisi kulit. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami penyebab dan mekanisme peradangan kulit agar Anda bisa mengambil langkah pencegahan yang tepat serta memilih penanganan yang sesuai. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis profesional jika gejala peradangan kulit semakin parah atau tidak kunjung membaik.

Bagi Anda yang ingin mendapatkan perawatan kulit yang aman, efektif, dan ditangani oleh dokter berpengalaman, Reglow Clinic by dr. Shindy Putri siap membantu. Di Reglow Clinic, Anda bisa menikmati berbagai layanan perawatan kulit modern yang dirancang untuk mengatasi peradangan, memperbaiki skin barrier, serta menjaga kesehatan kulit secara menyeluruh. Dengan teknologi terkini dan produk perawatan yang telah teruji klinis, kulit sehat dan glowing bukan lagi impian. Yuk, kunjungi Reglow Clinic dan rasakan transformasi kulit terbaik Anda!


 

Referensi
National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Host immune responses to the itch mite, Sarcoptes scabiei, in humans
National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Release of cytokines/chemokines and cell death in UVB-irradiated human keratinocytes, HaCaT


Diulas oleh: dr. Yunita



 

Ramadhan Glowing

Diskon hingga 50% untuk rayakan momen kemenangan dengan kulit cerah, sehat, dan glowing maksimal!

Reservasi sekarang
Ramadhan Glowing
Kembali ke daftar artikel