Kulit Sering Merah dan Perih? Begini Cara Membedakan Kulit Sensitif, Rosacea, dan Inflamasi
Pernah nggak sih kamu merasa kulit wajahmu tiba-tiba merah, perih, atau terasa panas padahal kamu nggak pakai produk baru? Atau mungkin kamu sudah mencoba berbagai skincare, tapi kulit tetap saja meradang dan makin sensitif. Bisa jadi itu bukan cuma kulit sensitif biasa, tapi tanda-tanda kondisi kulit yang lebih serius seperti rosacea atau inflamasi kulit.
Nah, daripada bingung dan terus-menerus menebak, yuk kita bahas tuntas perbedaan kulit sensitif, rosacea, dan kulit yang mengalami inflamasi. Dengan mengenali gejalanya, kamu bisa memilih perawatan yang tepat dan menghindari kesalahan dalam merawat kulitmu.
Apa Itu Kulit Sensitif?
Kulit sensitif bukanlah diagnosis medis, melainkan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kulit yang mudah bereaksi terhadap faktor eksternal. Orang dengan kulit sensitif biasanya cepat merasa gatal, perih, kencang, atau muncul kemerahan setelah terkena angin, sinar matahari, produk skincare, bahkan stres. Studi The Prevalence of Sensitive Skin menunjukkan bahwa kulit sensitif dialami oleh sekitar 60–70% wanita dan 50–60% pria di seluruh dunia. Mekanismenya berkaitan dengan penurunan ambang iritasi saraf sensorik di kulit.
Ciri-ciri kulit sensitif:
- Mudah memerah setelah cuci muka atau ganti skincare
- Terasa panas atau perih, terutama saat menggunakan produk tertentu
- Bisa disertai rasa kencang, kering, atau gatal
- Reaktif terhadap cuaca dingin, panas, atau polusi udara
Siapa yang Rentan?
Kulit sensitif bisa terjadi pada siapa saja, tetapi lebih umum dialami oleh orang dengan kulit kering atau tipis. Perempuan juga cenderung lebih sering mengalami kulit sensitif karena perubahan hormon, termasuk saat haid, hamil, atau menopause.
Kapan Gejalanya Terlihat?
Biasanya, gejala kulit sensitif muncul segera setelah terpapar pemicu. Misalnya, setelah menggunakan sabun cuci muka baru atau saat berada di ruangan ber-AC terlalu lama.
Mengapa Bisa Jadi Masalah?
Karena sering kali kulit sensitif dianggap sepele. Padahal, bila dibiarkan, sensitivitas bisa berkembang menjadi inflamasi kronis atau membuat skin barrier rusak. Kulit jadi lebih mudah terinfeksi atau mengalami iritasi jangka panjang.
Apa Itu Rosacea?
Berbeda dari kulit sensitif biasa, rosacea adalah kondisi kulit kronis yang bersifat peradangan dan memiliki gejala khas. Rosacea lebih sering menyerang wajah, terutama area pipi, hidung, dagu, dan dahi. Penyebab rosacea belum diketahui secara pasti, namun diduga berkaitan dengan faktor genetik, sistem imun, serta respons berlebihan terhadap mikroorganisme seperti Demodex (tungau kecil yang hidup di kulit wajah). Studi Rosacea: part I. Introduction, categorization, histology, pathogenesis, and risk factors menjelaskan bahwa rosacea berkaitan dengan disregulasi sistem imun bawaan dan respons berlebihan terhadap mikroorganisme seperti Demodex folliculorum.
Ciri-ciri Rosacea:
- Wajah tampak merah permanen, seperti blushing
- Muncul pembuluh darah kecil yang terlihat jelas (telangiektasis)
- Ada benjolan mirip jerawat yang bisa berisi nanah
- Terasa panas, perih, atau terbakar, terutama saat terpapar matahari
- Bisa menyebabkan mata kering, merah, dan sensitif terhadap cahaya (okular rosacea)
Siapa yang Rentan?
Rosacea umumnya menyerang orang dewasa usia 30–50 tahun, terutama dengan kulit putih atau sensitif. Wanita lebih banyak terdiagnosis rosacea, tetapi pria cenderung mengalami gejala yang lebih parah.
Kapan Harus Waspada?
Kalau kamu melihat wajahmu sering merah dan tidak membaik dengan skincare biasa, atau muncul benjolan merah yang tidak kunjung hilang, sebaiknya konsultasikan ke dokter kulit. Gejala rosacea bisa kambuh dan memburuk jika tidak ditangani dengan benar.
Apa Pemicu Rosacea?
Pemicu rosacea bisa bermacam-macam, seperti:
- Konsumsi makanan pedas atau panas
- Minuman beralkohol
- Suhu ekstrem (panas atau dingin)
- Sinar matahari
- Stres emosional
- Olahraga berat
Menghindari pemicu adalah bagian penting dari manajemen rosacea.
Apa Itu Inflamasi Kulit?
Inflamasi kulit adalah kondisi ketika kulit mengalami peradangan akibat reaksi imun tubuh terhadap iritasi, infeksi, atau alergi. Istilah medisnya bisa bermacam-macam, seperti dermatitis, eksim, atau bahkan reaksi alergi. Penelitian Stratum corneum defensive functions: an integrated view menekankan bahwa gangguan skin barrier memicu respon imun berlebihan, menyebabkan inflamasi kronis seperti dermatitis atopik dan kontak.
Gejala Inflamasi Kulit:
- Kemerahan yang disertai pembengkakan atau bengkak ringan
- Rasa gatal hebat atau perih
- Muncul ruam, bersisik, atau kulit pecah-pecah
- Bisa ada lepuhan atau luka terbuka jika parah
- Kadang terasa panas seperti terbakar
Siapa yang Rentan?
Inflamasi bisa menyerang siapa saja, tergantung pemicunya. Anak-anak sering mengalami eksim atopik, sementara orang dewasa bisa mengalami dermatitis kontak atau reaksi alergi dari skincare atau logam tertentu (misalnya nikel).
Kapan Gejalanya Terjadi?
Gejala bisa muncul tiba-tiba, misalnya setelah kulit terpapar bahan kimia tertentu, deterjen, atau alergen. Namun pada beberapa kasus kronis, seperti dermatitis atopik, gejala bisa datang dan pergi secara periodik.
Bagaimana Mekanismenya?
Inflamasi terjadi saat sistem imun tubuh menganggap ada “ancaman” di kulit, meski ancaman tersebut bisa jadi hanya bahan skincare biasa atau cuaca dingin. Akibatnya, tubuh mengirim sinyal peradangan yang membuat area kulit jadi merah, bengkak, dan gatal.
Lalu, Bagaimana Membedakan Ketiganya?
Ciri-Ciri |
Kulit Sensitif |
Rosacea |
Inflamasi Kulit |
Penyebab |
Bervariasi (cuaca, skincare) |
Faktor genetik, respon imun |
Reaksi imun/alergi/infeksi Ramadhan GlowingDiskon hingga 50% untuk rayakan momen kemenangan dengan kulit cerah, sehat, dan glowing maksimal! ![]() |
Lokasi Umum |
Seluruh wajah |
Tengah wajah (hidung, pipi, dagu) |
Bisa di mana saja |
Gejala Khas |
Kemerahan ringan, perih |
Wajah merah permanen, benjolan, telangiektasis |
Ruam, gatal, bersisik, luka |
Kapan Muncul |
Setelah paparan langsung |
Bertahap dan berulang |
Mendadak atau kronis |
Perawatan |
Skincare lembut, hindari iritan |
Obat dari dokter (topikal/oral) |
Anti-inflamasi, pelembap, kadang steroid |
Tips Merawat Kulit dengan Masalah Ini
- Kenali pemicu dan hindari sebisa mungkin (cuaca, makanan, produk)
- Gunakan skincare lembut yang bebas alkohol, pewangi, dan SLS
- Jangan asal exfoliate—lebih baik fokus memperkuat skin barrier
- Konsultasikan ke dokter kulit, terutama bila gejala tak kunjung membaik
- Jaga kelembapan kulit dengan pelembap yang cocok, terutama jika sering kering atau bersisik
- Selalu gunakan sunscreen, karena sinar UV bisa memperburuk kondisi apa pun
Kulit yang sering merah, perih, atau terasa panas bukan cuma soal “sensitif.” Bisa jadi itu adalah tanda dari kondisi medis seperti rosacea atau inflamasi kulit. Mengenali perbedaan di antara ketiganya sangat penting supaya kamu nggak salah langkah dalam merawat kulit.
Kalau kamu merasa kondisi kulitmu makin parah atau tidak membaik dengan perawatan rumahan, jangan ragu untuk konsultasi ke dokter kulit. Kulitmu butuh perhatian yang tepat agar tetap sehat dan nyaman setiap hari.
Referensi
National Library of Medicine. Diakses pada 2025. The Prevalence of Sensitive Skin
National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Rosacea: part I. Introduction, categorization, histology, pathogenesis, and risk factors
National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Stratum corneum defensive functions: an integrated view
Diulas oleh: dr. Yunita
Ramadhan Glowing
Diskon hingga 50% untuk rayakan momen kemenangan dengan kulit cerah, sehat, dan glowing maksimal!
