Jerawat Dewasa Tak Kunjung Sembuh? Ini 5 Perawatan Paling Efektif yang Terbukti Ampuh!
Jerawat bukan cuma masalah remaja. Banyak orang dewasa tetap bergelut dengannya. Rasanya melelahkan kalau jerawat meradang dan tak menampakkan tanda-tanda membaik. Tapi tenang, ada solusi yang terbukti efektif!
Berikut lima perawatan utama untuk jerawat dewasa yang bisa bantu kamu segera lepas dari masalah ini:
1. Retinoid Topikal
Retinoid adalah turunan dari vitamin A yang digunakan secara topikal untuk membantu mengatasi jerawat, terutama yang meradang. Kandungan ini bekerja dengan mempercepat pergantian sel kulit dan membuka pori-pori yang tersumbat oleh minyak dan sel kulit mati. Hasilnya, jerawat bisa lebih cepat mereda dan kulit menjadi lebih bersih serta cerah. Retinoid juga dikenal dapat memperbaiki tekstur kulit dan menyamarkan bekas jerawat, sehingga banyak direkomendasikan untuk jerawat dewasa yang kerap meninggalkan noda. Secara ilmiah, review sistematis Topical Retinoids in Acne Vulgaris: A Systematic Review menegaskan bahwa retinoid topikal, termasuk tretinoin, adapalene, dan tazarotene, merupakan pengobatan lini pertama untuk jerawat vulgaris karena efek komedolitik dan anti-inflamasinya.
Meski manfaatnya banyak, penggunaan retinoid tidak boleh sembarangan. Karena bisa membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari, produk ini sebaiknya dipakai di malam hari dan selalu diikuti dengan penggunaan sunscreen keesokan paginya. Selain itu, retinoid tidak disarankan untuk ibu hamil atau menyusui, serta sebaiknya dihindari oleh pemilik kulit sangat sensitif. Beberapa orang mungkin akan mengalami reaksi awal seperti kemerahan atau pengelupasan ringan, yang sebenarnya adalah tanda bahwa kulit sedang beradaptasi. Namun, iritasi bisa menjadi lebih parah jika produk digunakan terlalu sering, terlalu banyak, atau digabungkan dengan produk eksfoliasi lain.
2. Antibiotik (Topikal dan Sistemik)
Antibiotik untuk jerawat adalah salah satu bentuk pengobatan yang bekerja dengan cara menekan pertumbuhan bakteri penyebab jerawat, yaitu Propionibacterium acnes. Bakteri ini bisa memicu peradangan, membuat jerawat menjadi merah, nyeri, bahkan bernanah. Antibiotik bisa diberikan dalam bentuk topikal (salep atau gel yang dioleskan langsung ke jerawat) atau sistemik (obat minum dalam bentuk tablet atau kapsul), tergantung pada tingkat keparahan jerawat.
Penggunaan antibiotik sangat efektif untuk meredakan jerawat yang meradang dan mencegah penyebarannya. Antibiotik topikal biasanya digunakan satu hingga dua kali sehari, sedangkan antibiotik oral diberikan untuk kasus jerawat yang lebih parah atau tidak membaik dengan pengobatan luar. Namun, penting sekali untuk menggunakan antibiotik sesuai anjuran dokter dan dalam jangka waktu yang tepat. Jika digunakan sembarangan atau tidak sesuai dosis, ada risiko terjadinya resistensi bakteri. Yaitu kondisi ketika bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik, sehingga pengobatan menjadi tidak efektif. Karena itu, antibiotik sering dikombinasikan dengan bahan lain seperti benzoil peroksida untuk mencegah resistensi dan meningkatkan efektivitas pengobatan.
3. Tea Tree Oil
Tea tree oil adalah minyak esensial alami yang diekstrak dari daun pohon Melaleuca alternifolia. Bahan ini memiliki sifat antimikroba dan anti-inflamasi, yang membuatnya efektif untuk melawan bakteri penyebab jerawat sekaligus meredakan peradangan pada kulit. Sebuah review Tea Tree Oil: Properties and the Therapeutic Approach to Acne-A Review menyimpulkan bahwa minyak ini dapat menurunkan jumlah lesi jerawat inflamasi seperti papula dan pustula. Tea tree oil sering menjadi pilihan bagi mereka yang ingin perawatan jerawat yang lebih alami, dan banyak ditemukan dalam bentuk serum, spot treatment, atau campuran dalam toner dan sabun wajah.
Kelebihan dari tea tree oil adalah kemampuannya mengurangi produksi minyak dan mempercepat penyembuhan jerawat tanpa efek samping berat seperti pengelupasan. Bahkan, efektivitasnya sering disamakan dengan bahan aktif seperti benzoyl peroxide, tapi dengan risiko iritasi yang lebih rendah pada sebagian orang. Meski begitu, tea tree oil tetap bisa menyebabkan reaksi negatif, terutama pada kulit sensitif. Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan patch test terlebih dahulu sebelum digunakan secara menyeluruh. Selain itu, minyak ini sebaiknya tidak digunakan dalam bentuk murni langsung di wajah, melainkan diencerkan atau dicampur dengan carrier oil agar tidak menimbulkan iritasi, kemerahan, atau rasa perih.
4. Bakuchiol
Bakuchiol adalah senyawa alami yang berasal dari tanaman Psoralea corylifolia dan dikenal sebagai alternatif yang lebih lembut dari retinol. Kandungan ini mulai populer di kalangan skincare enthusiast karena memiliki manfaat mirip dengan retinoid, namun dengan risiko iritasi yang jauh lebih rendah. Bakuchiol memiliki sifat antioksidan, anti-inflamasi, dan antibakteri, yang semuanya sangat membantu dalam mengurangi jerawat sekaligus memperbaiki kondisi kulit secara keseluruhan. Sebuah tinjauan sistematis Applications of bakuchiol in dermatology: Systematic review of the literature menunjukkan bahwa bakuchiol memiliki efek yang sebanding dengan retinoid topikal dalam mengurangi kerutan, hiperpigmentasi pasca jerawat, dan memperbaiki tekstur kulit, tetapi dengan toleransi yang lebih baik
Salah satu kelebihan bakuchiol adalah keamanannya untuk digunakan oleh ibu hamil dan menyusui, serta pemilik kulit sensitif yang tidak cocok dengan retinoid. Bakuchiol tidak menyebabkan kulit menjadi lebih sensitif terhadap sinar matahari, sehingga bisa digunakan baik di pagi maupun malam hari. Meski lebih lembut, hasil dari bakuchiol tetap membutuhkan waktu dan konsistensi, jadi jangan berharap perubahan instan. Dalam beberapa kasus, meski sangat jarang, bakuchiol juga bisa menyebabkan iritasi ringan jika digunakan secara berlebihan atau pada kulit yang sangat reaktif. Maka dari itu, penting untuk memperkenalkan produk secara bertahap dan memperhatikan reaksi kulit.
5. Asam Salisilat
Asam salisilat adalah jenis beta hydroxy acid (BHA) yang larut dalam minyak, sehingga sangat efektif menembus pori-pori yang tersumbat dan membersihkannya dari dalam. Kandungan ini sering ditemukan dalam produk skincare seperti sabun wajah, toner, serum, atau obat totol jerawat. Asam salisilat bekerja dengan mengangkat sel kulit mati, mengontrol minyak berlebih, dan mencegah pembentukan komedo yang dapat berkembang menjadi jerawat.
Manfaat utamanya terletak pada kemampuannya menjaga pori-pori tetap bersih dan mencegah jerawat muncul kembali. Karena sifatnya eksfoliatif, asam salisilat juga membantu mempercepat proses regenerasi kulit, membuat kulit tampak lebih halus dan cerah. Namun, asam salisilat bisa membuat kulit menjadi kering atau teriritasi jika digunakan terlalu sering atau dalam konsentrasi tinggi. Oleh karena itu, penggunaannya perlu disesuaikan dengan kebutuhan kulit, dan sebaiknya selalu diimbangi dengan pelembap untuk menjaga kelembapan alami kulit. Masalah akan timbul jika pengguna tidak memperhatikan kandungan lain dalam rutinitas skincare—menggabungkan asam salisilat dengan retinoid atau AHA secara bersamaan tanpa jeda bisa merusak skin barrier dan memperburuk jerawat yang seharusnya diatasi.
Tambahan Pendukung Perawatan
Selain perawatan utama di atas, beberapa langkah tambahan bisa meningkatkan efektivitas:
• Zinc
Zinc dapat membantu mengontrol minyak di kulit dan memiliki sifat anti-inflamasi, mampu melindungi kulit dari infeksi bakteri. Bisa dikonsumsi atau dioleskan, tapi jangan berlebihan. Batas aman suplemen zinc adalah 40 mg per hari.
• Kebiasaan Sehari-hari
- Rajin mencuci muka dua kali sehari dengan sabun pembersih lembut dan air hangat kuku
- Hindari memencet jerawat karena bisa memperburuk peradangan dan menimbulkan bekas
- Gunakan pelembap cocok untuk kulit rentan jerawat agar tidak kering dan iritasi
- Lindungi kulit dari matahari, terutama saat menggunakan retinoid atau asam eksfoliatif
• Konsultasi ke Dokter
Kalau jerawat parah, berjerawat banyak atau terus membandel meski sudah berbulan-bulan:
- Coba kombinasi terapi—retinoid + antibiotik topikal/oral + exfoliant
- Konsultasi dokter kulit
- Dokter mungkin menyarankan terapi lanjutan seperti
Kenapa Perawatan Ini Efektif?
- Menyerang akar masalah, bukan hanya meredakan jerawat: retinoid/bakuchiol bantu regenerasi dan membuka pori; antibiotik membasmi bakteri; tea tree oil/barrier oil alami sebagai alternatif
- Bekerja secara sinergis—pakai kombinasi sesuai kondisi (misal retinoid + asam salisilat + pelembap + tabir surya)
- Pra & pasca terapi sama pentingnya—kebiasaan baik harian dan proteksi kulit sangat mempengaruhi hasil
Rencana Perawatan Contoh (untuk kulit kombinasi/berjerawat)
Waktu |
Pagi |
Malam |
Bersihkan |
Sabun lembut + air hangat kuku Ramadhan GlowingDiskon hingga 50% untuk rayakan momen kemenangan dengan kulit cerah, sehat, dan glowing maksimal! ![]() |
Sabun lembut + air hangat kuku |
Toner/Asam |
Toner ringan atau asam salisilat 0,5–2 % (opsional) |
— |
Obat spot |
Tea tree oil/serum asam (jika masih ada breakout) |
Retinoid atau bakuchiol |
Pelembap |
Pelembap non-komedogenik |
Pelembap non-komedogenik |
Perlindungan |
Tabir surya SPF 30+ |
— |
Catatan: Perkenalkan satu produk baru setiap 2–3 minggu agar kulit punya waktu adaptasi.
Jerawat dewasa memang menyebalkan, tapi bukan berarti nggak bisa diatasi. Dengan kombinasi perawatan yang tepat seperti retinoid/bakuchiol, antibiotik, tea tree oil, asam salisilat, dan lifestyle yang mendukung kamu bisa mendapatkan kulit lebih bersih dan tenang.
Referensi
National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Topical Retinoids in Acne Vulgaris: A Systematic Review
National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Tea Tree Oil: Properties and the Therapeutic Approach to Acne-A Review
National Library of Medicine. Diakses pada 2025. Applications of bakuchiol in dermatology: Systematic review of the literature
Diulas oleh: dr. Yunita
Ramadhan Glowing
Diskon hingga 50% untuk rayakan momen kemenangan dengan kulit cerah, sehat, dan glowing maksimal!
